Selasa, 27 November 2012

Tugas 7 (membuat soal, materi mencakup kelas X, XI dan XII)


Nama : Rifka Alfi Hidayawati
Kelas : XI IPS 1
Tugas ke 7

Soal Sosiologi kelas X
1.       Sosiologi lahir dari lontaran kekhawatiran seorang ahli filsafat Perancis yang bernama . . .
a.       Herbert Spencer
b.      Auguste Comte
c.       Thomas Hobbes
d.      Lester Frank Ward
e.      Max Weber

Sabtu, 10 November 2012

Tugas 6 (Materi Perubahan Sosial)


PERUBAHAN SOSIAL
1. Definisi Perubahan Sosial
Setiap manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan. Perubahan dapat berupa pengaruhnya terbatas maupun luas, perubahan yang lambat dan ada perubahan yang berjalan dengan cepat. Perubahan dapat mengenai nilai dan norma sosial, pola-pola perilaku organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan sebagainya. Perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat merupakan gejala yang normal. Pengaruhnya bisa menjalar dengan cepat ke bagian-bagian dunia lain berkat adanya komunikasi modern. Perubahan dalam masyarakat telah ada sejak zaman dahulu. Namun, sekarang perubahan-perubahan berjalan dengan sangat cepat sehingga dapat membingungkan manusia yang menghadapinya.
Definisi perubahan sosial menurut beberapa ahli sosiologi:
a. William F.Ogburn mengemukakan bahwa “ruang lingkup perubahan-perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan baik yang material maupun yang immaterial, yang ditekankan adalah pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial”.
b. Kingsley Davis mengartikan “perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat”.
c. MacIver mengatakan “perubahan-perubahan sosial merupakan sebagai perubahanperubahan dalam hubungan sosial  (social relationships) atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial”.
d. JL.Gillin dan JP.Gillin mengatakan “perubahan-perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, idiologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat”.
e. Samuel Koenig mengatakan bahwa “perubahan sosial menunjukkan pada modifikasimodifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia”.
f. Definisi lain adalah dari Selo Soemardjan. Rumusannya adalah “segala perubahanperubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat”.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam struktur masyarakat yang dapat mempengaruhi sistem sosial.

Rabu, 31 Oktober 2012

Tugas 5 (Artikel Realitas Sosial part 2)

“Segala sesuatu pasti akan menghampiri masa transisi ( perubahan ), sedangkan yang tidak akan berubah adalah perubahan itu sendiri”. itulah peribahasa klasik yang tetap relevan hingga masa dewasa saat ini. Tak terkecuali dengan disiplin sosiologi yang tetap meneruskan keeksistensiannya dalam pelbagai perubahan. Dan semua perubahan yang dialami oleh ilmu sosiologi itu sendiri, didasari oleh tuntutan zaman yang semakin menunjukan taringnya dalam menentukan integritas sebuah literatur sosial. Kecerdasan ideologi manusia modern saat ini pun yang menjadi motivasi primer dalam pengembangan kekompleksitasan institusi sosial.
Realitas sosial adalah penungkapan tabir menjadi suatu realitas yang tidak terduga oleh sosiolog dengan mengikuti aturan-aturan ilmiah dan melakukan pembuktian secara ilmiah dan objektif dengan pengendalian prasangka pribadi, dan pengamatan tabir secara jeli serta menghindari penilaian normatif.

Tugas 5 (Artikel Realitas Sosial part 3)


          Pada mulanya iklan televisi merupakan sub-kajian studi masyarakat dan komunikasi massa, kemudian bersentuhan dengan studi media massa dan sosiologi media  serta konstruksi sosial. Di saat iklan  memasuki era iklan televisi, pesan-pesan iklan menjadi semakin hidup, bergairah dan memenuhi sasaran secara lebih efektif bila dibandingkan dengan iklan melalui medium lainnya. 
          Sebagaimana diketahui, iklan televisi adalah wacana publik dalam ruang sosiologis yang telah meng-hidupkan diskusi-diskusi tanpa hen-ti di kalangan anggota masyarakat.   Sekilas wacana iklan televisi ini me-nunjukkan adanya  kekuatan  media (khususnya televisi) dalam mengkonstruksi realitas sosial di masyarakat, sebagaimana beberapa contoh parodi (bagian dari interaksi verbal) yang terdengar di masyarakat.   Di antaranya adalah senda-gurau anak-anak, “aku dan kau, jelekan kau”. Parodi yang lain juga terdengar di kalangan remaja yang sedang bersitegang, “ah teori”. Dua parodi itu ternyata ditiru dari iklan Dancow dan Shampo Clear. Ada pula parodi yang menggelitik telinga seperti, “bercanda kamu” (iklan Citibank), “sek, sek, sek ..., lakone opo  Ki Mantep” (iklan Obat Oskadon). Bahkan ada parodi lain yang cukup “berani”, seperti “pas susunya” (iklan Kopi Torabika).
          Parodi-parodi di atas sepintas terkesan hanyalah hibu­ran musiman yang tumbuh berkembang di masyarakat lalu hilang beberapa masa kemudian, namun pada kenyataan lain, parodi-parodi itu telah menggiring masyarakat  ke dalam wacana publik tentang iklan televisi. Kenya-taan  tersebut juga menyadarkan kita tentang hadirnya sebuah realitas sosial di masyarakat, bahwa  ada realitas media (baru) yang merefleksi  parodi-parodi itu karena orang melihat iklan televisi. Bahkan realitas sosial tersebut, dapat atau sedang di-konstruksi oleh sebuah iklan televisi.

Tugas 5 (Artikel Realitas Sosial part 1)

Masalah anak jalanan, bukan sesuatu yang baru untuk dikaji. Semakin banyaknya para pengamen, dari balita sampai remaja bahkan tua, banyak juga kita jumpai diantara mereka yang  menjadi tukang bersih-bersih kaca mobil. Hal ini mereka lakukan untuk memperjuangkan hidup, mereka seakan melupakan bahaya yang sangat mengancam keselamatan mereka. Semakin banyak kendaraan menjadikan peluang kecelakaan semakin meningkat, baik antar kendaraan maupun dengan pengguna jalan yang lain dalam hal ini yaitu anak jalanan.
Ironis sekali memang, banyaknya kendaraan yang mengancam keselamatan mereka justru mereka anggap sebagai peluang keberuntungan karena hasil yang mereka peroleh semakin banyak meski tak jarang mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari para pengendara. Semangat anak jalanan begitu besar, mengabaikan panas matahari dan dinginnya angin malam.
Fenomena anak jalanan ini seakan sudah menjadi sahabat karib dari apa yang disebut kemiskinan. Banyaknya generasi bangsa yang tumpah menjadi anak jalanan sudah barang tentu inilah gambaran kemiskinan di Indonesia yang  terintrepentasi dari wajah-wajah mereka para pengamen, glandangan, dan lain-lain.

Minggu, 28 Oktober 2012

Tugas 4 komentar gambar (Berbagai Realitas Sosial Masyarakat di Indonesia)

1. Dalam Bidang Pendidikan


    

disaat anak-anak seusia  kita yang sedang giat-giatnya mencari ilmu, akan tetapi ada juga anak yang tidak bersekolah (putus sekolah) karena tidak mampu dan mereka memilih jalan hidup mereka dengan bekerja banting tulang untuk membiayai hidup mereka sebagai pengamen

2. Dalam Bidang Ekonomi

Rabu, 10 Oktober 2012

Tugas 3 (Koran Kelompok)


KOMPAS , JUMAT 14 SEPTEMBER 2012
Bentrok di Venezuela ; Lempar batu antara pendukung Chaves  dan oposisi.
Puerto Cabello, Kamis – Pendukung Presiden Venezuela Hugo Chaver Rabu (12/9) bentrok dengan pendukung kandididat oposisi Hennave Capriles tak sampai kurang dari sebulan sebelum pemilu 7 Oktober.
Tipe kelompok sosial : Bentrok ini terjadi karena solidaritas (in group) di kedua kelompok ini sangat kuat. Sehingga angota kelompok menganggap kelompok mereka sendiri sebagai pusat dari segala-galanya (etnosentris).

Rabu, 03 Oktober 2012

Kelompok Sosial



Kelompok sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi.Kelompok diciptakan oleh anggota masyarakat. Kelompok juga dapat memengaruhi perilaku para anggotanya.


Sabtu, 29 September 2012

Budaya dan Masyarakat



Kreatifitas manusia sepanjang sejarah meliputi banyak kegiatan, di antaranya dalam organisasi social dan ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan proses simbolik.
Ada beberapa cara untuk mencari hubungan antara budaya dan masyarakat. Mannheim, mencoba mencari hubungan antara suatu kelompok kepentingan tertetnut dalam masyarakat dan pikiran serta modus berpikir yang mendasari system pengetahuannya.
Raymond Williams, (Culture) menyebutkan bahwa dalam sosiologi budaya kita menemukan adanya tiga komponen pokok, yaitu lembaga-lembaga budaya, isi budaya, dan efek budaya atau norma-norma. Lembaga budaya menanyakan siapa menghasilkan produk budaya; siapa mengkontrol, dan bagaiamana control itu dilakukan. Isi budaya menanyakan apa yang dihasilkan atau symbol-simbol apa yang diusahakan. Efek budaya menanyakan konsekuensi apa yang diharapkan dari proses budaya itu.
Sebagai ilustrasi, kita dapat menunjuk pada norma-norma dan symbol-simbol masing-masing kategori sejarah.

Tokoh-tokoh Sosiologi


A) Auguste Marie Francois Xavier Comte
Auguste Comte merupakan seorang tokoh brilian yang disebut sebagai peletak dasar sosiologi. Comte melihat dari hasil revolusi Perancis cenderung kearah reorganisasi masyarakat seraca besar-besaran. Menurutnya, reorganisasi masyarakat hanya dapat berhasil jika ada orang mengembangkan cara berpikir yang baru tentang masyarakat. Comte memperkenalkan metode positif, yaitu hukum mengenai urutan gejala-gejala sosial. Dia memperkenalkan hukum tiga stadia (tahap). Isi hukum tiga stadia (tahap):
a.   Tahap Teologi :
Pada tahap ini orang lebih suka dengan pertanyaan yang tidak dapat dipecahkan, yaitu tentang hal-hal yang tak dapat diamati.
b.   Tahap Metafisik :
Pada tahap ini jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang sama dicari jawabannya pada hal-hal abstrak yang diibaratkan sebagai esensi dan eksistensi.
c.   Tahap Positif :
Pada tahap ini manusia mulai mencari jawaban yang tak bersifat mutlak

B) Emile Durkheim
Durkheim merupakan salah seorang peletak dasar-dasar sosiologi modern. Durkheim terpengaruh oleh tradisi para pemikir bangsa Perancis dan Jerman. Dalam karya besarnya yang pertama, Durkheim membahas masalah pembagian kerja yang berfungsi untuk meningkatkan solidaritas. Durkheim membagi 2 tipe solidaritas:

a.   Solidaritas Mekanis
Tipe solidaritas yang didasarkan atas persamaan. Bisa dijumpai pada masyarakat yang masih sederhana dan mempunyai struktur sosial yang segmenter (terbagi).

b.   Solidaritas Organis
Merupakan sistem terpadu pada organisme yang didasarkan atas keragaman fungsi-fungsi demi kepentingan keseluruhan. Setiap organ memiliki cirinya masing-masing dan tak bisa diambil oleh organ lain.

10 Tokoh Sosiologi Indonesia


1. Arief Budiman



Lahir di Jakarta, 3 Januari 1941, dilahirkan dengan nama Soe Hok Djin, adalah seorang aktivis demonstran Angkatan '66 bersama dengan adiknya, Soe Hok Gie. Pada waktu itu ia masih menjadi mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia di Jakarta. Ayahnya seorang wartawan yang bernama Soe Lie Piet.

Sejak masa mahasiswanya, Arief sudah aktif dalam kancah politik Indonesia, karena ia ikut menandatangani Manifesto Kebudayaan pada tahun 1963 yang menentang aktivitas LEKRA yang dianggap memasung kreativitas kaum seniman.

Kendati ikut melahirkan Orde Baru, Arief bersikap sangat kritis terhadap politik pemerintahan di bawah Soeharto yang memberangus oposisi dan kemudian diperparah dengan praktik-praktik korupsinya. Pada pemilu 1973, Arief dan kawan-kawannya mencetuskan apa yang disebut Golput atau Golongan Putih, sebagai tandingan Golkar yang dianggap membelokkan cita-cita awal Orde Baru untuk menciptakan pemerintahan yang demokratis.

Belakangan Arief "mengasingkan diri" di Harvard dan mengambil gelar Ph.D. dalam ilmu sosiologi serta menulis disertasi tentang keberhasilan pemerintahan sosialis Salvador Allende di Chili.

Kembali dari Harvard, Arief mengajar di UKSW (Universitas Kristen Satya Wacana) di Salatiga. Ketika UKSW dilanda kemelut yang berkepanjangan karena pemilihan rektor yang dianggap tidak adil, Arief melakukan mogok mengajar, dipecat dan akhirnya hengkang ke Australia serta menerima tawaran menjadi profesor di Universitas Melbourne.

Pada bulan Agustus 2006, beliau menerima penghargaan Bakrie Award, acara tahunan yang disponsori oleh keluarga Bakrie dan Freedom Institute untuk bidang penelitian sosial.


2. George Junus Aditjondro
Lahir di Pekalongan, Jawa Tengah, 27 Mei 1946; Ia pernah jadi wartawan untuk Tempo. Pada sekitar tahun 1994 dan 1995 nama Aditjondro menjadi dikenal luas sebagai pengkritik pemerintahan Soeharto mengenai kasus korupsi dan Timor Timur. Ia sempat harus meninggalkan Indonesia ke Australia dari tahun 1995 hingga 2002 dan dicekal oleh rezim Soeharto pada Maret 1998. Di Australia ia menjadi pengajar di Universitas Newcastle dalam bidang sosiologi. Sebelumnya saat di Indonesia ia juga mengajar di Universitas Kristen Satya Wacana.

Sepulangnya dari Australia, ia menulis beberapa buku kontroversial yang dia rangkum dari internet, koran dan sumber-sumber lainnya.

Saat hendak menghadiri sebuah lokakarya di Thailand pada November 2006, ia dicekal pihak imigrasi Thailand yang ternyata masih menggunakan surat cekal yang dikeluarkan Soeharto pada tahun 1998.

Pada akhir bulan Desember 2009, saat peluncuran bukunya Membongkar Gurita Cikeas, ia dituduh melakukan kekerasan terhadap Ramadhan Pohan, seorang anggota DPR RI dari Partai Demokrat, yang kemudian melaporkan kejadian tersebut kepada polisi. Beberapa lama setelah peluncuran bukunya terakhir, Membongkar Gurita Cikeas: Di Balik Skandal Bank Century, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan keprihatinannya atas isi buku tersebut.Buku itu sempat ditarik dari etalase toko walaupun pada saat itu belum ada keputusan hukum terhadap peredaran buku itu. 

3. Gumilar Rusliwa Somantri
Lahir di Tasikmalaya, 11 Maret 1963; dikenal sebagai seorang sosiolog dan dosen di Universitas Indonesia. Ia ditunjuk sebagai rektor Universitas Indonesia untuk masa jabatan 2007-2011.


Beliau menyelesaikan pendidikan S1 di Departemen Sosiologi, FISIP-UI, pada Januari 1989, dan meraih gelar Doktor (Doktor der Sozialwissenschaften) di Fakultas Sosiologi, Universitaet Bielefeld, Jerman pada tahun 1995. Selain memiliki reputasi dalam karir intelektual yang impresif, beliau memiliki kemampuan manajerial yang sangat baik terutama dalam beberapa aspek: decisive leadership, entrepreneurial, team building dan reformist). Pernah menjadi Dekan FISIP-UI (dua periode) sepanjang tahun 2002-2007. Pada tahun 2007 beliau terpilih menjadi Rektor UI periode 2007-2012 dalam usia 44 tahun dan mencatat sejarah sebagai Rektor UI termuda. Pengalaman manajerial sebelumnya adalah pernah menjadi Sekretaris Majelis Wali Amanat (2001-2002) dan Wakil Direktur Pusat Studi Jepang UI (1997-2003).

Pada tahun 2011, ia memberikan gelar Doktor HC kepada raja arab, Abdullah. Keputusannya ini menuai kontroversi internal kampus.

Sabtu, 22 September 2012

Tugas 2 (Analitika halaman 151-152)

Analitika Halaman 151

DI FATUULAN, GENERASI MUDA DAN TUA BERJARAK, KEMUDIAN BERSAMA

     Membicarakan pemuda seperti memacak diri sendiri di depan kaca karena bagi kelompok yang lebih muda, kegiatan ini biasanya menggugah mereka untuk melakukan sesuatu yang lebih baik di waktu mendatang. Sebaliknya, bagi anggota masyarakat yang berusia tua, hal ini seperti mengkilas balik hidup mereka dan membandingkannya dengan yang sekarang. Hal itulah yang terjadi di Desa Fatuulan, 12 Agustus 2005 yang lalu, ketika sebanyak 154 anggota masyarakat berkumpul dan memperingati Hari Pemuda Sedunia.
     Di desa yang terletak di kecamatan Kie ini, CWS Indonesia mengadakan pertemuan. Dalam pertemuan ini, dibentuk kelompok masing-masing yang mendiskusikan masalah-masalah kepemudaan yang terjadi di Desa Fatuulan., apa penyebabnya. dan bagaimana pemecahannya. Menarik sekali memperhatikan jawaban-jawaban yang terlontar, apalagi karena mereka yang berdiskusi, berasal dari generasi-generasi yang berbeda. Hal yang menjadi masalah bagi kelompok generasi muda ternyata berbeda jika dilihat dari kaca mata tokoh adat, tokoh agama, dan pemerintah.
     Minuman keras misalnya, menempati prioritas pertama yang dianggap pemuda sebagai masalah, sedangkan bagi kelompok pemerintah dan tokoh agama masalah utama dalam masyarakat adalah masalah hamil di luar nikah. Mereka malah tidak melihat minum minuman keras sebagai masalah. Jadi, memang harus diakui, hal ini menunjukkan bahwa ada jurang yang cukup besar antara generasi muda dan tua.
     Perbedaan pandangan antar generasi jugalah yang terlihat ketika mereka mendiskusikan masalah hamil di luar nikah. Pemuda melihat masalah itu sebagai kurangnya perhatian dari orangtua dan tidak adanya persetujuan dari orangtua atas pasangan yang dipilihnya. Sementara, kelompok yang lebih tua memandang bahwa masalah itu disebabkan oleh pemuda itu sendiri yang terlalu bebas bergaul, atau penipuan dari laki-laki yang meniru perempuan yang diincarnya. Lagi-lagi, tampak perbedaan sudut pandang antardua generasi ini. Demikian juga dari sisi solusi. Pemuda mengharapkan adanya komunikasi yang lancar dari orangtua untuk memecahkan masalah ini. Generasi tua umumnya mengambil jalan 'pembinaan' sebagai penyelesaiannya.

Tugas 1 (Aktivitas halaman 151)



No 1
       Kelompok Mayoritas

Kelompok Mayoritas adalah jumlah orang terbanyak yang memperlihatkan ciri tertentu menurut suatu patokan dibandingkan dengan jumlah yang lain yang tidak memperlihatkan ciri itu.

       Kelompok Minoritas

Kelompok minoritas adalah kelompok individu yang tidak dominan dengan ciri khas bangsa, suku bangsa, agama, atau bahasa tertentu yang berbeda dari mayoritas penduduk. Minoritas sebagai “kelompok” yang dilihat jumlahnya lebih kecil dibandingkan dengan jumlah penduduk lainnya di negara bersangkutan dalam posisi yang tidak dominan. Keanggotaannya memiliki karakteristikrtnis, agama,maupun bahasa yang berbeda dengan populasi yang ditujukan pada melestarikan budaya, tradisi, agama, dan bahasa. Kelompok sosial yang tak menyusun mayoritas populasi total dari voting dominan secara politis dari suatu kelompok masyarakat tertentu. Minoritas dapat pula merujuk ke kelompok bawahan maupun marginal. Minoritas sosiologis tak perlu bersifat numerik sebab dapat mencakup kelompok yang di bawah normal dengan memandang pada kelompok dominan dalam hal status sosial, pendidikan, pekerjaan, kekayaan, dan kekuasaan politik. Istilah "kelompok minoritas" sering diterapkan bersama dengan wacana hak asasi manusia dan hak kolektif yang mengemuka di abad ke-20.

•        Kedua kelompok ini termasuk ke dalam Kelompok Sosial
 
Bentuk Hubungan Sosial Berdasarkan Kelompok Mayoritas dan Minoritas

    Kinloch berpendapat bahwa mayoritas dengan minoritas dapat dibedakan berdasarkan jumlah anggota dan kualitas SDM.

> Berdasarkan jumlah anggota
Hubungan sosial kelompok mayoritas berdasarkan jumlah anggota dapat didefinisikan sebagai suatu kelompok besar yang memiliki kekuasaan dan kelompok tersebut memandang dirinya normal tetapi dipandang tidak normal serta lebih rendah.


> Berdasarkan kualitas SDM.
Kinloch menjelaskan bahwa kelompok mayoritas dapat terdiri atas sejumlah besar orang lain.
Contoh : Kelompok kulit putih di Afrika Selatan merupakan kelopok mayoritas karena menguasai warga berkulit hitam.

    Mely G.Tan berpendapat bahwa perbedaan antara mayoritas adalah berdasarkan pada jumlah anggota kelompok.
Contoh : kelompok kecil kaum terdidik dengan kaum tak terdidik.

Jumat, 21 September 2012

aisatsu

yoroshiku onegaishimasu ^w^