Rabu, 31 Oktober 2012

Tugas 5 (Artikel Realitas Sosial part 2)

“Segala sesuatu pasti akan menghampiri masa transisi ( perubahan ), sedangkan yang tidak akan berubah adalah perubahan itu sendiri”. itulah peribahasa klasik yang tetap relevan hingga masa dewasa saat ini. Tak terkecuali dengan disiplin sosiologi yang tetap meneruskan keeksistensiannya dalam pelbagai perubahan. Dan semua perubahan yang dialami oleh ilmu sosiologi itu sendiri, didasari oleh tuntutan zaman yang semakin menunjukan taringnya dalam menentukan integritas sebuah literatur sosial. Kecerdasan ideologi manusia modern saat ini pun yang menjadi motivasi primer dalam pengembangan kekompleksitasan institusi sosial.
Realitas sosial adalah penungkapan tabir menjadi suatu realitas yang tidak terduga oleh sosiolog dengan mengikuti aturan-aturan ilmiah dan melakukan pembuktian secara ilmiah dan objektif dengan pengendalian prasangka pribadi, dan pengamatan tabir secara jeli serta menghindari penilaian normatif.

Tugas 5 (Artikel Realitas Sosial part 3)


          Pada mulanya iklan televisi merupakan sub-kajian studi masyarakat dan komunikasi massa, kemudian bersentuhan dengan studi media massa dan sosiologi media  serta konstruksi sosial. Di saat iklan  memasuki era iklan televisi, pesan-pesan iklan menjadi semakin hidup, bergairah dan memenuhi sasaran secara lebih efektif bila dibandingkan dengan iklan melalui medium lainnya. 
          Sebagaimana diketahui, iklan televisi adalah wacana publik dalam ruang sosiologis yang telah meng-hidupkan diskusi-diskusi tanpa hen-ti di kalangan anggota masyarakat.   Sekilas wacana iklan televisi ini me-nunjukkan adanya  kekuatan  media (khususnya televisi) dalam mengkonstruksi realitas sosial di masyarakat, sebagaimana beberapa contoh parodi (bagian dari interaksi verbal) yang terdengar di masyarakat.   Di antaranya adalah senda-gurau anak-anak, “aku dan kau, jelekan kau”. Parodi yang lain juga terdengar di kalangan remaja yang sedang bersitegang, “ah teori”. Dua parodi itu ternyata ditiru dari iklan Dancow dan Shampo Clear. Ada pula parodi yang menggelitik telinga seperti, “bercanda kamu” (iklan Citibank), “sek, sek, sek ..., lakone opo  Ki Mantep” (iklan Obat Oskadon). Bahkan ada parodi lain yang cukup “berani”, seperti “pas susunya” (iklan Kopi Torabika).
          Parodi-parodi di atas sepintas terkesan hanyalah hibu­ran musiman yang tumbuh berkembang di masyarakat lalu hilang beberapa masa kemudian, namun pada kenyataan lain, parodi-parodi itu telah menggiring masyarakat  ke dalam wacana publik tentang iklan televisi. Kenya-taan  tersebut juga menyadarkan kita tentang hadirnya sebuah realitas sosial di masyarakat, bahwa  ada realitas media (baru) yang merefleksi  parodi-parodi itu karena orang melihat iklan televisi. Bahkan realitas sosial tersebut, dapat atau sedang di-konstruksi oleh sebuah iklan televisi.

Tugas 5 (Artikel Realitas Sosial part 1)

Masalah anak jalanan, bukan sesuatu yang baru untuk dikaji. Semakin banyaknya para pengamen, dari balita sampai remaja bahkan tua, banyak juga kita jumpai diantara mereka yang  menjadi tukang bersih-bersih kaca mobil. Hal ini mereka lakukan untuk memperjuangkan hidup, mereka seakan melupakan bahaya yang sangat mengancam keselamatan mereka. Semakin banyak kendaraan menjadikan peluang kecelakaan semakin meningkat, baik antar kendaraan maupun dengan pengguna jalan yang lain dalam hal ini yaitu anak jalanan.
Ironis sekali memang, banyaknya kendaraan yang mengancam keselamatan mereka justru mereka anggap sebagai peluang keberuntungan karena hasil yang mereka peroleh semakin banyak meski tak jarang mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari para pengendara. Semangat anak jalanan begitu besar, mengabaikan panas matahari dan dinginnya angin malam.
Fenomena anak jalanan ini seakan sudah menjadi sahabat karib dari apa yang disebut kemiskinan. Banyaknya generasi bangsa yang tumpah menjadi anak jalanan sudah barang tentu inilah gambaran kemiskinan di Indonesia yang  terintrepentasi dari wajah-wajah mereka para pengamen, glandangan, dan lain-lain.

Minggu, 28 Oktober 2012

Tugas 4 komentar gambar (Berbagai Realitas Sosial Masyarakat di Indonesia)

1. Dalam Bidang Pendidikan


    

disaat anak-anak seusia  kita yang sedang giat-giatnya mencari ilmu, akan tetapi ada juga anak yang tidak bersekolah (putus sekolah) karena tidak mampu dan mereka memilih jalan hidup mereka dengan bekerja banting tulang untuk membiayai hidup mereka sebagai pengamen

2. Dalam Bidang Ekonomi

Rabu, 10 Oktober 2012

Tugas 3 (Koran Kelompok)


KOMPAS , JUMAT 14 SEPTEMBER 2012
Bentrok di Venezuela ; Lempar batu antara pendukung Chaves  dan oposisi.
Puerto Cabello, Kamis – Pendukung Presiden Venezuela Hugo Chaver Rabu (12/9) bentrok dengan pendukung kandididat oposisi Hennave Capriles tak sampai kurang dari sebulan sebelum pemilu 7 Oktober.
Tipe kelompok sosial : Bentrok ini terjadi karena solidaritas (in group) di kedua kelompok ini sangat kuat. Sehingga angota kelompok menganggap kelompok mereka sendiri sebagai pusat dari segala-galanya (etnosentris).

Rabu, 03 Oktober 2012

Kelompok Sosial



Kelompok sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi.Kelompok diciptakan oleh anggota masyarakat. Kelompok juga dapat memengaruhi perilaku para anggotanya.